Di jalan masuk menuju kota, puluhan aparat kepolisian berjaga
Kota Tomioka dikosongkan karena bocoran nuklir
Melihat wujudnya kini, mungkin sulit membayangkan kalau kota kecil Tomioka di Jepang pernah ditinggali oleh 52 ribu orang penduduk. Saat ini, kota itu kosong melompong, hanya menyisakan rumah-rumah yang tidak lagi dapat ditinggali.
Di jalan masuk menuju kota, puluhan aparat kepolisian berjaga. Terpampang tulisan besar 'Pergi. Dilarang Masuk', lengkap dengan lampu merah yang berkedip. Menandakan wilayah itu haram diinjak manusia.
Kota ini kosong akibat tragedi bocornya reaktor nuklir Fukushima pasca tsunami tahun lalu. Tomioka yang masuk ke radius 20 kilometer dari lokasi, terpaksa harus dikosongkan, jaga-jaga adanya tingkat radiasi tinggi yang berbahaya bagi tubuh manusia.
Seperti diberitakan CNN, Rabu 25 Januari 2012, level radioaktif yang tinggi membuat zona radius nuklir ini praktis tidak bisa dimasuki. Bahkan aparat yang berjaga di sepanjang zona hingga menuju Tomioka harus mengenakan pakaian khusus demi keselamatan mereka.
Tomioka, yang dulu terkenal sebagai kota pertanian dan industri kini bagaikan kota hantu dimana waktu seolah tak pernah berjalan. Sepeda dan mobil masih terparkir menunggu pemiliknya. Swalayan tampak berantakan dengan barang-barang di raknya, tercecer karena guncangan gempa.
Tak ada satupun tanda kehidupan terdeteksi di sini. Pemandangan yang ditemui di seluruh kota Tomioka mengimplikasikan pernah ada kehidupan, namun seolah semua makhluk hidup yang pernah tinggal di sana lenyap begitu saja.
Jika pergi menuju Tomioka menggunakan dua alat pendeteksi radiasi, keduanya dipastikan akan bereaksi. Semakin masuk ke dalam kota, pendeteksi menunjukkan level radiasi yang semakin tinggi.
Dibandingkan kota lain yang terletak di sebelah utara dan barat laut pembangkit Fukushima Daiichi, Tomioka yang terletak di selatan memang memiliki tingkat radiasi paling rendah. Namun tak berarti aman berada lama-lama di Tomioka, terutama untuk anak-anak.
Sebentar saja berada di kota ini, tingkat radiasi pada tubuh terdeteksi mencapai 0.042 millisieverts per jam atau 10 kali lebih tinggi daripada sinar X. Pantaslah jika wajib hukumnya mengenakan seragam pelindung bila berkunjung ke kota ini.
Di jalan masuk menuju kota, puluhan aparat kepolisian berjaga. Terpampang tulisan besar 'Pergi. Dilarang Masuk', lengkap dengan lampu merah yang berkedip. Menandakan wilayah itu haram diinjak manusia.
Kota ini kosong akibat tragedi bocornya reaktor nuklir Fukushima pasca tsunami tahun lalu. Tomioka yang masuk ke radius 20 kilometer dari lokasi, terpaksa harus dikosongkan, jaga-jaga adanya tingkat radiasi tinggi yang berbahaya bagi tubuh manusia.
Seperti diberitakan CNN, Rabu 25 Januari 2012, level radioaktif yang tinggi membuat zona radius nuklir ini praktis tidak bisa dimasuki. Bahkan aparat yang berjaga di sepanjang zona hingga menuju Tomioka harus mengenakan pakaian khusus demi keselamatan mereka.
Tomioka, yang dulu terkenal sebagai kota pertanian dan industri kini bagaikan kota hantu dimana waktu seolah tak pernah berjalan. Sepeda dan mobil masih terparkir menunggu pemiliknya. Swalayan tampak berantakan dengan barang-barang di raknya, tercecer karena guncangan gempa.
Tak ada satupun tanda kehidupan terdeteksi di sini. Pemandangan yang ditemui di seluruh kota Tomioka mengimplikasikan pernah ada kehidupan, namun seolah semua makhluk hidup yang pernah tinggal di sana lenyap begitu saja.
Jika pergi menuju Tomioka menggunakan dua alat pendeteksi radiasi, keduanya dipastikan akan bereaksi. Semakin masuk ke dalam kota, pendeteksi menunjukkan level radiasi yang semakin tinggi.
Dibandingkan kota lain yang terletak di sebelah utara dan barat laut pembangkit Fukushima Daiichi, Tomioka yang terletak di selatan memang memiliki tingkat radiasi paling rendah. Namun tak berarti aman berada lama-lama di Tomioka, terutama untuk anak-anak.
Sebentar saja berada di kota ini, tingkat radiasi pada tubuh terdeteksi mencapai 0.042 millisieverts per jam atau 10 kali lebih tinggi daripada sinar X. Pantaslah jika wajib hukumnya mengenakan seragam pelindung bila berkunjung ke kota ini.
Belum dapat dipastikan kapan para penduduk dapat kembali ke rumah mereka. Kondisi di instalasi nuklir Fukushima juga masih jauh dari baik. Tim dari perusahaan Tepco masih berusaha menanggulangi kebocoran. Opsi mereka hanya satu, mematikan reaktor. Tapi itu juga bukan pekerjaan mudah, butuh tahunan sampai benar-benar padam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar