Penelitan dihentikan karena khawatir jatuh ke tangan yang salah
Virus H5N1 atau flu burung (Dok. Kementerian Kesehatan AS)
Sekelompok ilmuwan di Amerika Serikat berhasil menciptakan strain baru virus flu burung yang lebih kuat. Namun, penelitian ini dihentikan dan tidak dipublikasikan karena khawatir akan digunakan oleh kelompok teroris.
Dilansir dari BBC, para ilmuwan menghentikan penelitian atas rekomendasi dari Dewan Penasehat Ilmu Pengetahuan Nasional (NSABB) soal Keamanan Biologi AS, pekan lalu.
Tim ilmuwan gabungan antara Universitas Erasmus di Belanda dan Universitas Wisconsin-Madison di AS menemukan strain baru dari virus flu burung yang lebih kuat.
Berdasarkan hasil penelitian, strain flu burung yang mereka ciptakan dapat dengan mudah menular di antara pada musang percobaan. Ini berbeda dengan virus H5N1 yang sulit menular dari unggas ke mamalia.
Ilmuwan berbeda pendapat soal apakah mereka perlu menerbitkan hasil penelitian mereka di sebuah jurnal ilmu pengetahuan atau tidak. Dalam surat yang diterbitkan di jurnal Science and Nature, tim ilmuwan ini menyerukan dibentuknya forum internasional untuk mendiskusikan risiko dan nilai dari penelitian mereka.
Akhirnya, mereka memutuskan untuk menghentikan sementara penelitian mereka setelah mendapatkan peringatan dari pemerintah AS. Sebuah panel penasihat AS telah mengatakan bahwa data-data soal virus tersebut dapat digunakan oleh para teroris.
Ahli dari NSABB mengatakan bahwa ini adalah langkah yang tepat. Pasalnya, jika data ini jatuh ke tangan yang salah, maka para ahli keamanan biologi khawatir virus ini dapat menyebabkan wabah yang lebih mematikan daripada flu Spanyol yang merebak tahun 1918-1919. Flu Spanyol kala itu menewaskan 40 juta orang di seluruh dunia.
Dilansir dari BBC, para ilmuwan menghentikan penelitian atas rekomendasi dari Dewan Penasehat Ilmu Pengetahuan Nasional (NSABB) soal Keamanan Biologi AS, pekan lalu.
Tim ilmuwan gabungan antara Universitas Erasmus di Belanda dan Universitas Wisconsin-Madison di AS menemukan strain baru dari virus flu burung yang lebih kuat.
Berdasarkan hasil penelitian, strain flu burung yang mereka ciptakan dapat dengan mudah menular di antara pada musang percobaan. Ini berbeda dengan virus H5N1 yang sulit menular dari unggas ke mamalia.
Ilmuwan berbeda pendapat soal apakah mereka perlu menerbitkan hasil penelitian mereka di sebuah jurnal ilmu pengetahuan atau tidak. Dalam surat yang diterbitkan di jurnal Science and Nature, tim ilmuwan ini menyerukan dibentuknya forum internasional untuk mendiskusikan risiko dan nilai dari penelitian mereka.
Akhirnya, mereka memutuskan untuk menghentikan sementara penelitian mereka setelah mendapatkan peringatan dari pemerintah AS. Sebuah panel penasihat AS telah mengatakan bahwa data-data soal virus tersebut dapat digunakan oleh para teroris.
Ahli dari NSABB mengatakan bahwa ini adalah langkah yang tepat. Pasalnya, jika data ini jatuh ke tangan yang salah, maka para ahli keamanan biologi khawatir virus ini dapat menyebabkan wabah yang lebih mematikan daripada flu Spanyol yang merebak tahun 1918-1919. Flu Spanyol kala itu menewaskan 40 juta orang di seluruh dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar