Faktor lain menyebabkan harga emas bakal meningkat di tengah penurunan rating 9 negara
Harga emas naik seiring ekonomi China yang terus membaik
Penurunan peringkat surat utang Prancis dan beberapa negara Eropa tidak akan berpengaruh banyak terhadap pergerakan harga emas dunia. Komoditas logam mulia ini justru memperoleh pengaruh positif dari permintaan emas investor China.
"Didukung menguatkan perekonomian China, terbuka record impor emas melalui Hongkong," kata analis trader dan investasi emas, Mulyadi Tjung, kepada VIVAnews, di Jakarta.
Menurut Mulyadi, sesaat menjelang pengumuman downgrade dilakukan pada hari Jumat lalu, Euro sempat tertekan dan harga emas dunia sempat turun.
Namun, seiring sudah banyaknya perkiraan sejumlah analis dan ekonom mengenai kemungkinan penurunan peringkat surat utang negara Eropa, harga emas pun kembali naik pada perdagangan Senin, kemarin.
"Ditambah pernyataan Perdana Menteri Yunani yang akan tetap bertahan dengan Uni Eropa, maka pada hari senin emas kembali naik," ungkapnya.
Pada penutupan perdagangan kemarin, harga emas di pasar spot Singapura naik 0,9 persen menjadi US$1.658,19 per ounce. Kenaikan diakibatkan banyaknya investor yang memburu logam mulia tersebut. Kenaikan harga emas juga dikerek oleh data-data kinerja pertumbuhan ekonomi China yang naik dari yang diperkirakan.
Sementara dari Amerika Serikat, harga emas naik 1,7 persen ke level US$1.658,80 per ounce pada perdagangan akhir pekan lalu.
Mulyadi menyatakan, informasi mengenai data perekonomian China yang diluar dugaan dan masih menunjukan pertumbuhan di atas ekspektasi, memang memunculkan harapan bahwa permintaan akan logam mulia dari China itu akan tetap tinggi. "Harga emas kemungkinan akan naik," kata dia.
Saat ini, lanjut Mulyadi, harga emas secara technical, jika berhasil melampaui break resistance US$1.666, akan mencoba mengetes level US$1.700 lagi
"Harusnya volatilitas euro terhadap dolar AS akan berdampak terhadap emas, tapi kelihatannya pasar berharap hasil meeting para menteri keuangan Eropa pada akhir bulan ini membuahkan hasil positif," kata dia.
"Didukung menguatkan perekonomian China, terbuka record impor emas melalui Hongkong," kata analis trader dan investasi emas, Mulyadi Tjung, kepada VIVAnews, di Jakarta.
Menurut Mulyadi, sesaat menjelang pengumuman downgrade dilakukan pada hari Jumat lalu, Euro sempat tertekan dan harga emas dunia sempat turun.
Namun, seiring sudah banyaknya perkiraan sejumlah analis dan ekonom mengenai kemungkinan penurunan peringkat surat utang negara Eropa, harga emas pun kembali naik pada perdagangan Senin, kemarin.
"Ditambah pernyataan Perdana Menteri Yunani yang akan tetap bertahan dengan Uni Eropa, maka pada hari senin emas kembali naik," ungkapnya.
Pada penutupan perdagangan kemarin, harga emas di pasar spot Singapura naik 0,9 persen menjadi US$1.658,19 per ounce. Kenaikan diakibatkan banyaknya investor yang memburu logam mulia tersebut. Kenaikan harga emas juga dikerek oleh data-data kinerja pertumbuhan ekonomi China yang naik dari yang diperkirakan.
Sementara dari Amerika Serikat, harga emas naik 1,7 persen ke level US$1.658,80 per ounce pada perdagangan akhir pekan lalu.
Mulyadi menyatakan, informasi mengenai data perekonomian China yang diluar dugaan dan masih menunjukan pertumbuhan di atas ekspektasi, memang memunculkan harapan bahwa permintaan akan logam mulia dari China itu akan tetap tinggi. "Harga emas kemungkinan akan naik," kata dia.
Saat ini, lanjut Mulyadi, harga emas secara technical, jika berhasil melampaui break resistance US$1.666, akan mencoba mengetes level US$1.700 lagi
"Harusnya volatilitas euro terhadap dolar AS akan berdampak terhadap emas, tapi kelihatannya pasar berharap hasil meeting para menteri keuangan Eropa pada akhir bulan ini membuahkan hasil positif," kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar