Pasar kredit Asia melemah menyusul meningginya imbal hasil Italia dan Spanyol.
Sejumlah indeks saham Asia pagi ini anjlok menyusul keraguan atas seberapa banyak dana dari fasilitas pinjaman jangka panjang Bank Sentral Eropa (ECB) yang benar-benar mengalir ke zona euro untuk membantu mengembalikan kepercayaan.
Bursa saham di Tokyo (REUTERS/ Toru Hanai )
Kantor berita Reuters, Kamis 22 Desember melaporkan, Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik kecuali Jepang turun 0,4 persen, setelah Rabu kemarin naik ke bilangan tertinggi sepekan terakhir. Sementara pada indeks Nikkei Tokyo saham dibuka turun 0,36 persen.
Indeks Hang Seng Hong Kong juga dibuka turun 0,32 persen menjadi 18.356,87. Indeks perusahaan top China yang listing di Hong Kong juga dibuka turun 0,4 persen menjadi 9.910,81.
Pasar kredit Asia melemah menyusul meningginya imbal hasil Italia dan Spanyol, meski sudah ada permintaan besar terhadap operasi pendanaan jangka panjang ECB. "Dengan neraca bank yang terus tertekan dan sistem masih memerlukan kenaikan rasio permodalan seperti yang dipersyaratkan Basel III, tentu akan menekan perbankan untuk menyimpan likuiditas daripada memutar melalui perekonomian," kata BNP Paribas dalam catatan hariannya.
ECB meluncurkan operasi pemberian pinjaman selama tiga tahun. Sebanyak 534 bank yang meminjam dan nilai pinjaman mencapai rekor, yaitu 489 miliar euro. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan semula yang hanya 310 miliar euro.
Kucuran pinjaman seperti ini menghapuskan kekhawatiran tentang kekeringan dana pada perbankan, tetapi tidak langsung menjadi solusi bagi negara yang memiliki utang menumpuk di zona euro.
Para analis mengatakan, pinjaman dari ECB ini akan menurunkan biaya peminjaman bagi perbankan di zona euro, tetapi tidak akan menurunkan biaya pinjaman dalam dolar AS.
Indeks Hang Seng Hong Kong juga dibuka turun 0,32 persen menjadi 18.356,87. Indeks perusahaan top China yang listing di Hong Kong juga dibuka turun 0,4 persen menjadi 9.910,81.
Pasar kredit Asia melemah menyusul meningginya imbal hasil Italia dan Spanyol, meski sudah ada permintaan besar terhadap operasi pendanaan jangka panjang ECB. "Dengan neraca bank yang terus tertekan dan sistem masih memerlukan kenaikan rasio permodalan seperti yang dipersyaratkan Basel III, tentu akan menekan perbankan untuk menyimpan likuiditas daripada memutar melalui perekonomian," kata BNP Paribas dalam catatan hariannya.
ECB meluncurkan operasi pemberian pinjaman selama tiga tahun. Sebanyak 534 bank yang meminjam dan nilai pinjaman mencapai rekor, yaitu 489 miliar euro. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan semula yang hanya 310 miliar euro.
Kucuran pinjaman seperti ini menghapuskan kekhawatiran tentang kekeringan dana pada perbankan, tetapi tidak langsung menjadi solusi bagi negara yang memiliki utang menumpuk di zona euro.
Para analis mengatakan, pinjaman dari ECB ini akan menurunkan biaya peminjaman bagi perbankan di zona euro, tetapi tidak akan menurunkan biaya pinjaman dalam dolar AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar