New York (ANTARA/Reuters Life!) - Perempuan yang memiliki pekerjaan
dengan stres tinggi dan memberi sedikit ruang baginya untuk membuat
keputusan atau kreativitas mempunyai resiko penyakit jantung -- dan ini
bahkan makin buruk bila tertekan berpikir akan kehilangan pekerjaan,
menurut penelitian.
Hubungan antara penyakit jantung dan tekanan pekerjaan sudah jelas
pada laki-laki, tetapi masih belum jelas apakah hal tersebut berlaku
juga pada perempuan, kata Michelle Asha Albert, seorang dokter spesialis
jantung di Rumah Sakit Perempuan dan Brigham di Boston.
Mengenai perempuan dan penyakit jantung, para dokter biasanya
terfokus pada faktor resiko umum seperti tekanan darah tinggi dan
kolesterol, tetapi dalam penelitian itu, yang dikemukakan dalam
pertemuan Asosiasi Jantung Amerika di Chicago pada Selasa, menunjukkan
kemungkinan akan menapik faktor stres.
"Kami tidak terfokus telalu banyak pada stres. Stres juga
menyebabkan resiko besar yang serupa dengan faktor resiko tambahan
lainnya," katanya kepada Reuters Health.
Albert mengepalai tim penelitian itu yang meneliti lebih dari 17.000 pekerja kesehatan perempuan selama 10 tahun terakhir.
Ada 134 kasus serangan jantung, perempuan dengan pekerjaan yang
memiliki stres tinggi 88 persen lebih rentan terkena sakit jantung
daripada yang perempuan yang jenis pekerjaannya stress rendah. Mereka
juga cenderung akan melakukan pengobatan operasi jantung.
Namun ketakamanan pekerjaan -- mencemaskan akan kehilangan pekerjaan -- tidak tampak memiliki pengaruh yang sama.
Meski belum ada data akan keefektifan pengurangan stres, Albert
menyarankan perempuan yang tertekan dengan pekerjaannya mencoba
meningkatkan aktivitas fisik dan membangun jaringan sosial lebih luas.
"Semua orang harus memikirkan hal ini, tidak hanya perempuan semata," kata Albert.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar