Pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) diharapkan menjadi ikon dunia, bahkan bisa menyaingi Jembatan Golden Gate yang terkenal di California, Amerika Serikat.
Alasannya, Jembatan Selat Sunda dibangun di masa kini, sehingga teknologi yang digunakan lebih modern, berbeda dengan Golden Gate yang dibangun pada awal abad ke 19.
Menurut Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak meyakini JSS bisa menjadi kebanggaan karena dibangun pada masa kini. Apalagi JSS merupakan jembatan terpanjang di dunia.
Tahukah anda apa perbedaan antara Golden Gate dengan rencana Jembatan Selat Sunda. Di bawah ini beberapa perbedaan keduanya.
Lokasi
Jembatan Selat Sunda terletak di Selat Sunda, menghubungkan dua pulau besar yaitu Jawa dan Sumatera.
Sementara Jembatan Golden Gate menghubungkan wilayah California yaitu San Francisco dan Marin County.
Panjang dan lebar
Jembatan Selat Sunda rencananya akan dibangun dengan panjang 29 kilometer melintasi Selat Sunda dari pantai di kawasan Anyer hingga di kawasan Bakauheni. Lebar jembatan diperkirakan 60 meter persegi, terdiri dari 2x3 jalur lalu lintas, dan 2x1 jalur darurat. Jembatan ini dilengkapi lintasan ganda (double track) rel kereta api, pipa gas, pipa minyak, kabel fiber optik, dan kabel listrik.
Jembatan Golden Gate mempunyai total panjang 2,7 kilometer dengan lebar 27,4 meter. Terdiri dari 6 jalur, yang juga digunakan untuk pejalan kaki dan sepeda.
Jangka waktu pembangunan
Jembatan Selat Sunda diperkirakan akan dibangun mulai 2013 atau 2014 oleh para teknisi Indonesia dan selesai dibangun pada 2020. Diperkirakan pembangunan ini memakan waktu 6-7 tahun.
Sementara Jembatan Golden Gate dibangun mulai 1933-1937 atau memakan waktu 4 tahun. Peletakan batu pertama dilakukan pada 5 Januari 1933 dengan perayaan yang meriah, dan dihadiri 100 ribu orang.
Pendanaan
Pembangunan dan studi kelayakan awal digagas oleh PT Bangungraha Sejahtera Mulia, perusahaan Grup Arta Graha. Selanjutnya, pembangunan ini akan didanai oleh konsorsium swasta yang diharapkan bergabung setelah studi kelayakan selesai. Pemerintah berharap BUMN dan BUMD juga ikut menjadi mitra swasta. Diperkirakan proyek ini memakan dana Rp140 triliun.
Pembangunan Golden Gate justru tak menggunakan dana pemerintah sama sekali, melainkan dengan penerbitan obligasi sebesar US$35 juta. Jaminan obligasi tersebut berupa rumah, lahan pertanian, dan bisnis yang dimiliki warga sekitar jembatan.
Kontraktor
Kontraktor utama ini awalnya digagas PT Bangungraha Sejahtera Mulia, perusahaan group Arta Graha. Selanjutnya konsorsium swasta dipersilahkan untuk bergabung membangun jembatan ini secara bersama-sama. Beberapa perusahaan yang menyatakan minatnya yaitu PT Jasa Marga Tbk yang akan menangani jalan tol dan PLN yang turut dalam pembangunan jaringan kabel.
Pembangunan Golden Gate dilakukan oleh 9 kontraktor utama selama masa pengerjaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar