SALAH satu penyakit parasit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat adalah infeksi usus, terutama yang penularannya dengan perantaran tanah. Kelompok nematoda itu disebut geolhelminths.
Infeksi dengan geohelminths masih merupakan penyakit rakyat yang prevalensinya cukup tinggi di daerah tropik pada masyarakat dengan kondisi sosial ekonomi rendah, khususnya di pedesaan.
Terdapat 3 jenis geohelminths yang menimbulkan masalah kesehatan. Ketiga jenis golongan cacing tersebut meliputi cacing gelang (ascaris lumbricoides), cacing cambuk (trichuris trichiura) dan cacing kait (hookworm).
Berdasarkan hasil penelitian Drs Salakory Melianus MKes, populasi telur dan larva geohelminths cukup beragam berdasarkan struktur jenis tanah dan tingkat kebasahan tanah serta faktor kebiasaan menjaga kebersihan pribadi dan sanitasi lingkungan tempat tinggal mempengaruhi infeksi geohelminths.
Dijelaskan, hasil penelitiannya tentang prevalensi geohelmiths di Pulau Ambon, ditemukan ada perbedaan prevalensi infeksi geohelminths di 7 satuan lahan di pemukiman pedesaan pulau itu. Menurutnya, perbedaan itu dipengaruhi dinamika pertumbuhan telur, larva infeksi geohelminths di tanah dan budaya penduduk.
''Perbedaan prevalensi infeksi geohelminths di 7 satuan lahan dengan pemukiman pedesaan Pulau Ambon, dan pengaruh dinamika pertumbuhan telur, larva infektif geohelminths di tanah, serta kebiasaan sanitasi dan kebersihan perorangan penduduk,'' katanya dalam ujian terbuka untuk memperoleh gelar doktor, di Fakultas Kedokteran UGM, baru-baru ini.
Dosen FKIP Universitas Pattimura Ambon itu menyebutkan, perbedaan prevalensi cacing pada satuan lahan juga dipengaruhi oleh kebiasaan defekasi penduduk, tekstur tanah, pH air tanah, porositas tanah, kadar air lapangan, permeabilitas tanah pada jenis tanah alluvial, brunisem, gleisol, kambisol, litosol, podsolik dan rensina.
Berdasarkan hasil penelitiannya, pada pemeriksaan 470 sampel tinja, diketahui prevalensi cacing gelang tertinggi terdapat di pemukiman dengan lahan rensina. Sementara prevalensi cacing cambuk di lahan podsolik. Sedangkan cacing kait tertinggi terdapat di lahan kambisol.
Selanjutnya, prevalensi gabungan cacing gelang dan cacing cambuk terdapat di lahan gleisol. Lalu, infeksi gabungan cacing gelang dan cacing kait di satuan lahan alluvial. Kemudian, infeksi gabungan ketiganya juga terdapat pada satuan lahan alluvial.
Namun demikian, hasil penelitian pada struktur tanah itu, menurut Melianus, tidak sepenuhnya menjadi faktor prevalensi geohelminths. Dia menyebutkan, faktor kebiasaan penduduk dalam menjaga kebersihan sangat mempengaruhi tingkat prevalensi.
Agar terhindar dari infeksi parasit ketiga cacing itu, Dia menyarankan masyarakat untuk selalu menjaga kesebersihan perorangan. ''Di antaranya kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan setelah membuang air besar dengan menggunakan air dan sabun,'' kata promovendus yang lulus doktor ke 1.318 dari UGM itu.
(Bambang Unjianto/CN16)
sumber : Suaramerdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar