“Hal ini serupa seperti wanita berpacaran dengan petinju saat melihat pasangannya bisa mengalahkan lawannya,” kata penulis studi Julie Desjadins. “Mungkin ia tak mengakuinya, tapi perasaannya akan berubah dengan sendirinya.”
Untuk mengetahui bagaimana ikan betina bereaksi pada perkelahian pejantan, peneliti meneliti 15 ikan betina, kemudian setelah pekelahian selesai, otak ikan tersebut dibedah.
Selama dua hari, tiap 20 menit, ikan diberi waktu bersama dengan pejantan. Hal ini membuat ikan betina bisa berinteraksi dengan pejantan yang ia pilih. “Kita tahu ikan menginginkan pejantan tertentu, kemudian ikan itu akan menunjukkan perilaku kawin,” kata Dejardins.
Peneliti kemudian memisahkan ikan itu setelah 20 menit perkelahian. Kemudian, otak ikan betina dibedah guna mengukur tingkat RNA (serupa DNA) untuk menilai aktivasi di berbagai area otak. Hasilnya, diketahui area otak yang berhubungan dengan kegelisahan aktif jika pejantan kalah. Namun, jika pejantan menang, bagian otak yang berhubungan dengan kesenangan dan reproduksi menjadi aktif.
“Hasilnya, ikan betina siap kawin dengan pejantan yang ia pilih,” kata Desjardins. Namun, peneliti belum tahu apakah betina masih mau kawin dengan pejantan kalah. Menurut penulis studi Russ Fernald, peneliti menduga perkelahian memiliki efek lebih pada ikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar