Komisi V DPR mendukung usulan PT Jakarta Monorail yang akan menawarkan tiket Rp9.000 saat moda transportasi darat di wilayah DKI Jakarta itu beroperasi pada 2015.
Anggota Komisi V DPR yang membidangi masalah transportasi Teguh Juwarno mengatakan pada dasarnya pihaknya tidak mempersoalkan besaran tarif. Namun demikian, ujarnya, pemerintah berkewajiban memberikan subsidi agar masyarakat bisa menikmati moda transportasi yang nyaman dan murah.
“Kami mendukug rencana itu. Namun hal terpenting dari itu adalah pengintegrasian moda transportasi yang pada akhirnya akan menciptakan efisiensi penggunaan bahan bakar,” ujarnya.
Teguh menambahkan dibandingkan dengan pemborosan BBM per tahun yang mencapai triliunan rupiah akibat kemacetan, keberadaan morol akan jauh lebih efisien.
Menurutnya, salah satu kelemahan mendasar dari sistem tarnsportasi perkotaan di Jakarta adalah karena tidak terigrasinya moda transportasi. Belum lagi, ujarnya, kurang tersedianya sarana penyangga untuk kelancaran transportasi kota Jakarta ke wilayah sekitarnya.
Padahal, ujarnya, dengan adanya monorel pemerintah akan menikmati multiplier effect yang tidak sedikit karena kegiatan ekonomi kian lancar.
“Memang hampir semua negara maju selalu memiliki konsep transportasi terintegrasi,” ujarnya. Namun demikian Teguh tidak memerinci berapa idelnya tarif transportasi berbasis rel tersebut.
Sebelumnya, Juru Bicara PT Jakarta Monorail (JM) Bovananto mengatakan pihaknya mengajukan harga tiket sebesar Rp9.000 bagi masyarakat yang akan menggunakan moda transportasi tersebut. Hal tersebut disampaikan juru bicara PT Jakarta Monorail kepada wartawan di Jakarta, Selasa (11/12).
Bovananto mengatakan telah mengajukan harga tiket Rp9.000 untuk rute sepanjang 30 Km yang terdiri dari rute Jalur Hijau 14,5 KM dan Jalur Biru sepanjang 15,5 Km.
Jalur Hijau terdiri dari rute Kuningan, Dukuh Atas, Pejompongan, Senayan, Gatot Subroto, dan SCBD. Sedangkan Jalur Biru adalah rute Kampung Melayu, Tebet, Casablanca, Tanah Abang, dan Mall Taman Anggrek.
Anggota Komisi V DPR yang membidangi masalah transportasi Teguh Juwarno mengatakan pada dasarnya pihaknya tidak mempersoalkan besaran tarif. Namun demikian, ujarnya, pemerintah berkewajiban memberikan subsidi agar masyarakat bisa menikmati moda transportasi yang nyaman dan murah.
“Kami mendukug rencana itu. Namun hal terpenting dari itu adalah pengintegrasian moda transportasi yang pada akhirnya akan menciptakan efisiensi penggunaan bahan bakar,” ujarnya.
Teguh menambahkan dibandingkan dengan pemborosan BBM per tahun yang mencapai triliunan rupiah akibat kemacetan, keberadaan morol akan jauh lebih efisien.
Menurutnya, salah satu kelemahan mendasar dari sistem tarnsportasi perkotaan di Jakarta adalah karena tidak terigrasinya moda transportasi. Belum lagi, ujarnya, kurang tersedianya sarana penyangga untuk kelancaran transportasi kota Jakarta ke wilayah sekitarnya.
Padahal, ujarnya, dengan adanya monorel pemerintah akan menikmati multiplier effect yang tidak sedikit karena kegiatan ekonomi kian lancar.
“Memang hampir semua negara maju selalu memiliki konsep transportasi terintegrasi,” ujarnya. Namun demikian Teguh tidak memerinci berapa idelnya tarif transportasi berbasis rel tersebut.
Sebelumnya, Juru Bicara PT Jakarta Monorail (JM) Bovananto mengatakan pihaknya mengajukan harga tiket sebesar Rp9.000 bagi masyarakat yang akan menggunakan moda transportasi tersebut. Hal tersebut disampaikan juru bicara PT Jakarta Monorail kepada wartawan di Jakarta, Selasa (11/12).
Bovananto mengatakan telah mengajukan harga tiket Rp9.000 untuk rute sepanjang 30 Km yang terdiri dari rute Jalur Hijau 14,5 KM dan Jalur Biru sepanjang 15,5 Km.
Jalur Hijau terdiri dari rute Kuningan, Dukuh Atas, Pejompongan, Senayan, Gatot Subroto, dan SCBD. Sedangkan Jalur Biru adalah rute Kampung Melayu, Tebet, Casablanca, Tanah Abang, dan Mall Taman Anggrek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar