Senin, 10 Januari 2011

Tumor Ganas Karsinoma Nasofaring

Karsinoma nasofaring merupakan karsinoma di bidang THT yang paling banyak ditemukan. Sebagian besar penderita datang ke dokter spesialis THT dalam keadaan terlambat atau sudah stadium lanjut. Kasusnya lebih banyak pada pria dibanding wanita, dengan umur rata-rata 30-50 tahun.

 
Faktor yang Memengaruhi

Penyebab karsinoma nasofaring belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa hal yang diduga memengaruhi terjadinya karsinoma, yaitu faktor:

1. Rasial, penyakit ini banyak ditemukan pada suku bangsa Tionghoa.
2. Bahan karsinogenik, misalnya asap rokok.
3. Virus Epstein-Barr, yang diduga berperan sebagai penyebab karsinoma nasofaring.
4. Iritasi menahun, misalkan akibat nasofaringitis kronik disertai rangsangan oleh asap, dan alkohol.
5. Hormonal, adanya estrogen yang tinggi dalam tubuh.

Pembagian Karsinoma Nasofaring

Menurut histopatologi adalah (a) karsinoma epidermoid yang berdiferensiasi baik dengan jenis berkeratin dan non-keratin; (b) karsinoma epidermoid non-diferensiasi (karsinoma anaplastik) jenis transisional, limfoepitelioma, dan karsinoma adenosistik.

Menurut bentuk dan cara tumbuh terdapat 3 jenis yaitu ulseratif, eksofitikendofitik (tumbuh di bawah mukosa, agak sedikit lebih tinggi dari jaringan sekitar) atau yang biasa disebut creeping tumor. (tumbuh keluar seperti polip) dan

Karsinoma nasofaring dapat ditemukan pada fosa Rosenmulleri, sekitar tuba Eustachius, dinding belakang nasofaring, dan atap nasofaring.

Gejala
Karsinoma Nasofaring menimbulkan :

1. Gejala setempat, yaitu gejala hidung berupa pilek dari satu atau kedua lubang hidung yang terus menerus. Lendir dapat bercampur darah atau nanah yang berbau. Epistaksis dapat sedikit atau banyak dan berulang, dapat juga hanya berupa riak campur darah. Obstruksi nasi unilateral atau bilateral terjadi jika tumor tumbuh secara eksofitik. Gejala telinga misalkan kurang pendengaran, tinitus atau otitis media purulenta.

2. Gejala karena tumbuh dan menyebarnya tumor bersifat ekspansif, ke muka tumor tumbuh ke depan mengisi nasofaring dan menutup koane sehingga timbul gejala obstruksi nasi. Ke bawah, tumor mendesak palatum mole sehingga terjadi bombans palatum mole.

Bersifat infiltratif, ke atas melalui foramen ovale masuk ke endokranium, mengenai dura dan timbul sefalgia hebat, kemudian akan mengenai N. VI, terjadi diplopia dan strabismus.

Jika mengenai N. V, terjadi neuralgia trigeminal dengan gejala nyeri kepala hebat pada daerah muka, sekitar mata, hidung, rahang atas, rahang bawah, dan lidah. N. III dan N. IV terjadi ptosis dan oftalmoplegia, pada kasus lanjut tumor akan merusak N. IX, X, XI, XII.

Ke samping tumor masuk spasium parafaring, merusak N. IX, X, sehingga terjadi paresis palatum mole, faring, dan faring dengan gejala regurgitasi makananminuman ke kavum nasi, rinolalia aperta, dan suara parau. Jika mengenai N. XII, terjadi deviasi lidah ke samping atau gangguan menelan.

3. Gejala karena metastasis melalui aliran getah bening akan menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjar leher (tumor colli) yang terletak di bawah ujung planum mastoid, di belakang angulus mandibula, medial dari ujung bagian atas M. Sternokleidomastoid, bisa unilateral dan bilateral.

4. Gejala karena metastasis melalui aliran darah meskipun jarang, akan menyebabkan metastasis jauh yaitu ke hati, paru-paru, ginjal, limpa, tulang dan sebagainya.
Berdasarkan gejala-gejala di atas, pada karsinoma nasofaring perlu dikenali adanya gejala dini dan gejala lanjut.

Gejala dini dijumpai saat tumor masih tumbuh dalam batas-batas nasofaring, jadi berupa gejala setempat yang disebabkan oleh tumor primer (gejala hidung dan gejala telinga seperti disebut di atas).
Gejala lanjut didapat saat tumor telah tumbuh melewati batas nasofaring, baik berupa metastasis ataupun infiltrasi dari tumor.

Sebagai pedoman, ingat akan adanya tumor ganas nasofaring jika dijumpai TRIAS:
A. Tumor colli, gejala telinga, gejala hidung.
B. Tumor colli, gejala intrakranial (saraf dan mats), gejala hidung atau telinga.
C. Gejala intrakranial, gejala hidung, gejala telinga.

Diagnosis
Diagnosis karsinoma nasofaring ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang ditemukan, baik gejala dini maupun lanjut. Pemeriksaan rinoskopi anterior dan posterior menunjukkan tumor pada nasofaring. Selanjutnya untuk menentukan jenis tumor perlu dilakukan biopsi dan pemeriksaan patologi. Foto rontgen kepala dan CT-scan jika perlu dibuat untuk melihat metastasis ke intrakranial.

Terapi
1. Radiasi
2. Sitostatika

Prognosis
Pada stadium dini baik, penderita dapat hidup lebih dari 5 tahun, tetapi pada stadium lanjut kurang dari 3 tahun.

Tidak ada komentar:

Berita Terhangat | Promosikan Halaman Anda Juga
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...