Sebagai ibukota negara, Washington D.C. menawarkan banyak atraksi wisata.
Monumen-monumen bersejarah, gedung-gedung berarsitektur cantik, museum, kafe-kafe, kehidupan malam yang gemerlap, dan taman-taman kota yang tertata apik banyak menghiasi kota ini.
Beragam festival, pagelaran dan pameran seni juga digelar hampir sepanjang tahun. Kota ini hampir tidak pernah sepi dari wisatawan, termasuk para fotografer yang berburu pemandangan kota (city scape), arsitektur, peristiwa budaya, dan human interests.
Salah satu momen yang paling dinantikan banyak orang di kota ini adalah Festival Sakura(National Cherry Blossom Festival) yang digelar setiap awal musim semi untuk menandai mekarnya bunga Sakura.
Salah satu momen yang paling dinantikan banyak orang di kota ini adalah Festival Sakura(National Cherry Blossom Festival) yang digelar setiap awal musim semi untuk menandai mekarnya bunga Sakura.
Tahun ini festival berlangsung dari tanggal 26 Maret sampai dengan 10 April. Karena musim semi tahun depan kemungkinan besar saya sudah kembali ke tanah air, tahun ini saya sengaja menyempatkan diri untuk mengabadikan momen ini untuk menambah koleksi slide saya tentang Amerika.
Sebagian kita mungkin bertanya-tanya apakah Sakura yang ada di Washington ini sama dengan Sakura yang ada di Jepang. Jawabnya, ya. Pohon Sakura atau Cherry Blossom yang sekarang menghiasi dan menjadi ciri khas kota Washington di musim semi memang berasal dari Jepang.
Sebagian kita mungkin bertanya-tanya apakah Sakura yang ada di Washington ini sama dengan Sakura yang ada di Jepang. Jawabnya, ya. Pohon Sakura atau Cherry Blossom yang sekarang menghiasi dan menjadi ciri khas kota Washington di musim semi memang berasal dari Jepang.
Pohon-pohon ini dihadiahkan oleh rakyat Jepang sebagai tanda persahabatan kepada rakyat Amerika pada tahun 1912. Festival Sakura sendiri pertama kali diadakan pada tahun 1935 untuk memperingati penanaman pohon Sakura pertama yang dilakukan oleh Ibu Negara Helen Herron Taft dan Putri Chinda, istri dutabesar Jepang, pada tanggal 27 Maret 1912.
Tradisi festival ini sempat terhenti pada Perang Dunia II. Beberapa pohon sakura di kota ini bahkan sempat ditebang dan dirusak oleh orang-orang tak dikenal pada bulan Desember 1941 ketika Jepang membom Pearl Harbor . Festival ini dihidupkan kembali tiga tahun setelah Perang Dunia II berakhir dan menjadi tradisi hingga sekarang.
Meskipun pohon sakura bisa dijumpai di banyak sudut kota Washington, konsentrasi terbesar pohon ini ada di sekitar Tidal Basin, East Potomac Park di sepanjang Sungai Potomac dan Washington Channel, dan di sekitar Monumen Washington.
Tradisi festival ini sempat terhenti pada Perang Dunia II. Beberapa pohon sakura di kota ini bahkan sempat ditebang dan dirusak oleh orang-orang tak dikenal pada bulan Desember 1941 ketika Jepang membom Pearl Harbor . Festival ini dihidupkan kembali tiga tahun setelah Perang Dunia II berakhir dan menjadi tradisi hingga sekarang.
Meskipun pohon sakura bisa dijumpai di banyak sudut kota Washington, konsentrasi terbesar pohon ini ada di sekitar Tidal Basin, East Potomac Park di sepanjang Sungai Potomac dan Washington Channel, dan di sekitar Monumen Washington.
Jenis-jenis sakura yang ditanam di sini banyak ragamnya. Yang paling banyak adalah jenis Yoshino dan Kwanzan Cherry (prunus x yodoensis dan prunus serrulata Kwanzan) yang berbunga putih cemerlang. Jenis-jenis lain seperti Akebono Cherry (prunus x yodoensis Akebono) yang berbunga merah jambu bisa juga dijumpai di sela-sela jenis yang pertama tadi.
Konon semua pohon-pohon ini adalah keturunan langsung dari pohon-pohon yang sama yang tumbuh di tepian Sungai Arakawa di pinggiran kota Tokyo .
Memotret bunga sakura mempunyai tantangan tersendiri. Jenis-jenis sakura tertentu yang berwarna putih cemerlang sering menipu light meter kamera, terutama jika cuaca sangat cerah dan sinar matahari yang terik langsung mengenai bunga-bunga ini.
Memotret bunga sakura mempunyai tantangan tersendiri. Jenis-jenis sakura tertentu yang berwarna putih cemerlang sering menipu light meter kamera, terutama jika cuaca sangat cerah dan sinar matahari yang terik langsung mengenai bunga-bunga ini.
Light meter kamera yang didesain untuk mendapatkan eksposure yang tepat (mid-tone gray atau 18% abu-abu)bisa membuat foto-foto sakura menjadi underexposed atau overexposed dan tidak kelihatan seindah warna aslinya.
Untuk mengatasi hal ini, ada beberapa trik yang bisa digunakan. Untuk close-up atau situasi di mana warna putih mendominasi bingkai (warna putih mengisi sekurang-kurangnya duapertiga bingkai), kita perlu menyesuaikan eksposure antara plus satu hingga plus dua stop (+1 s/d +2 EV). Penyesuaian ini perlu dilakukan supaya warna putih yang ingin ditampilkan tidak menjadi abu-abu. Sebaliknya, jika warna putih mengisi kurang dari seperempat bingkai, kita perlu menyesuaikan ekposure kira-kira minus setengah stop (-1/2 EV) supaya warna putihnya tidak menjadi overexposed.
Untuk mengatasi hal ini, ada beberapa trik yang bisa digunakan. Untuk close-up atau situasi di mana warna putih mendominasi bingkai (warna putih mengisi sekurang-kurangnya duapertiga bingkai), kita perlu menyesuaikan eksposure antara plus satu hingga plus dua stop (+1 s/d +2 EV). Penyesuaian ini perlu dilakukan supaya warna putih yang ingin ditampilkan tidak menjadi abu-abu. Sebaliknya, jika warna putih mengisi kurang dari seperempat bingkai, kita perlu menyesuaikan ekposure kira-kira minus setengah stop (-1/2 EV) supaya warna putihnya tidak menjadi overexposed.
Saya menganggap cara ini paling sederhana dan mudah dilakukan dibanding cara-cara lain seperti melakukan pengukuran cahaya dengan menggunakan 18% grey card (yang sering lupa dibawa) atau dengan menggunakan spot meter.
Karena saya belum sempat menyeken slide dari hasil perburuan di festival sakura ini, foto-foto yang saya tampilkan di sini adalah hasil dari jepretan kamera digital point and shoot saya.
Karena saya belum sempat menyeken slide dari hasil perburuan di festival sakura ini, foto-foto yang saya tampilkan di sini adalah hasil dari jepretan kamera digital point and shoot saya.
Meskipun tidak maksimal, mudah-mudahan bisa memberi gambaran tentang objek-objek yang secara fotografis menarik untuk diburu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar