Rabu, 30 Juli 2014

Delapan Strategi untuk Menjadi Pribadi Pemaaf

Ilustrasi Saling Memaafkan

Tidak sedikit penelitian yang mengungkap pentingnya sikap memaafkan dan legawa dalam hidup agar terbebas dari penyakit fisik. Karena pada dasarnya, masalah psikis bisa merembet ke masalah fisik.

Terkait hal memaafkan dan melepaskan dendam, pengarang buku pengembangan diriThe Bounce Back Book, Karen Salmansohn, mengutarakan delapan strategi untuk menjadi pribadi pemaaf, guna membebaskan diri dari belenggu amarah dan kepahitan, bahkan di situasi paling menantang sekalipun.

Ucapkan doa
Ketika perasaan marah terhadap seseorang mulai merasuki pikiran, katakan pada diri sendiri, "Semua manusia pada dasarnya baik, manusia dengan jiwa penyayang yang kerap kali hilang arah". Doakan orang yang menyakiti Anda agar bisa merasakan bahagia lagi.

Fokus pada rasa terima kasih
Hindari keinginan untuk mencari kebahagiaan dari luar diri. Berfokuslah untuk mengungkap terima kasih kepada pencipta atas hal-hal baik yang Anda terima setiap waktu. Latihan kecil untuk memiliki sikap bersyukur semacam ini akan membawa kebahagiaan dari dalam diri ke dunia.

Bila Anda menggantungkan kebahagiaan pada hal-hal yang tidak bisa diprediksi atau manusia yang tidak bisa diandalkan, maka kebahagiaan Anda bak roller coaster, yang naik turun drastis, tidak stabil.

Kebahagiaan harus dirasakan dari dalam diri. Ketika Anda tergoda untuk berfokus pada hal-hal buruk yang disajikan dunia terhadap diri, cobalah menghitung berkat yang sudah diterima dalam hidup. Misal, ucapkan syukur pada lima hal di hidup yang sangat Anda syukuri. Ini adalah latihan yang baik untuk menjaga hidup tetap terfokus.

Mencari hikmah
Banyak orang yang mengatakan, bila saat ini seseorang sedang menghadapi tantangan besar, maka ia sedang diajar untuk menjadi orang yang lebih baik. Bila hal itu memang benar, maka ketika menghadapi tantangan atau masa sulit, pikirkan tes apa yang sedang Anda jalani. Apakah tentang kesabaran, mengasihi, ketahanan diri, memaafkan, atau keterbukaan pikiran? Kekuatan apa yang seharusnya Anda pelajari. Ketika sudah ditemukan, kembangkanlah.

Jaga perspektif
Ketika Anda sedang mengalami sebuah tantangan, ingatkan diri, ini adalah kejadian spesifik dari garis hidup yang masih panjang. Sebuah tantangan dalam hidup jangan sampai mendefinisikan seluruh hidup Anda. Ingatkan diri bahwa masih ada masa depan cerah yang harus dijalani.

Pelajari pelajarannya
Bangun mental "seorang murid bukanlah korban". Berjanjilah pada diri sendiri untuk tidak hanya melepaskan emosi diri dari masalah yang membelit, tetapi juga untuk tidak masuk di jerat yang sama di masa depan.

Lepaskan dendam
Novelis dan aktris Carrie Fisher pernah mengatakan, "Dendam adalah racun yang Anda telan karena berharap orang yang dibenci akan mengalami musibah". Ketahuilah, ketika Anda mendendam, hal itu tak hanya akan menyakiti diri sendiri, tetapi juga memberi orang tersebut kontrol terhadap emosi Anda. Bukan hal yang menyenangkan, apalagi bila Anda harus terus bertemu orang itu di beragam kesempatan.

Tetap tenang
Ketika seseorang merespons benci dengan benci, marah dengan marah, pahit dengan pahit, maka ia akan menjadi bagian dari masalah. Cobalah memilih untuk tidak menjadi bagian dari hal itu, dan fokus untuk menjadi pribadi yang penuh cinta, kasih, dan bahagia.

Balaskan dendam dengan positif
Memikirkan balas dendam? Bentuk terbaik balas dendam adalah menjalani hidup yang sukses dan bahagia. Bila Anda melatih diri untuk konsisten menjadi pribadi yang penuh kebahagiaan dan tindakan penuh kasih, maka energi itu akan menarik orang-orang yang positif dengan hasil positif pula.

Seperti kata Albert Einstein, "Anda tidak bisa menyelesaikan masalah dengan tetap di energi yang sama". Fokuslah pada pikiran positif. Disarankan untuk bermeditasi dengan mengucapkan kata-kata seperti, "Cinta, memaafkan, melepaskan, damai".

Tidak ada komentar:

Berita Terhangat | Promosikan Halaman Anda Juga
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...