Harapannya, kompetisi ini melahirkan inovasi yang bisa memecahkan masalah sehari-hari
Anda punya ide kreatif?
Bangsa Indonesia seakan tak pernah berhenti mencari apa yang bisa jadi andalan berikutnya, siapa sosok yang layak jadi jagoan, dan apa yang paling hebat berikutnya. Kadang kebiasaan ini tampak buruk karena hanya mengedepankan popularitas. Tapi, kebiasaan ini bisa dimanfaatkan.
Sebagai contoh, pada kompetisi pencarian ide-ide dan bakat kreatif Do Network yang digelar Lenovo, salah satu bagian penting dari kompetisi ini adalah voting yang menentukan inovasi mana yang paling disukai oleh pengguna Internet di Indonesia.
“Artinya, siapapun yang terpopuler, sudah tentu akan mengusung inovasi yang bermanfaat,” kata Onno W. Purbo, praktisi teknologi informasi, yang menjadi salah satu mentor dalam kompetisi ide inovatif tersebut, 17 Januari 2012.
Kompetisi ini sendiri terdiri dari empat tahap, berdurasi 90 hari, yang masing-masing memiliki tema berbeda.
Tahapan pertama bertema “Penemuan Teknologi”. Peserta kemudian bisa memilih di antara kategori yang ada, mulai dari “Pendidikan Portabel”, “Kemacetan Lalu Lintas”, “Produk Inovatif” maupun “Kategori Bebas”.
“Nah, saat memulai proyek di dalam Do Network, peserta akan diseleksi. Seleksi ini berdasarkan beberapa hal,” kata Sandy Lumy, Country General Manager, Lenovo Indonesia. “Pertama penilaian para mentor, kedua bagaimana mereka bisa menyelesaikan tantangan-tantangan yang disediakan, dan ketiga, voting dari pengguna Do Network lain,” ucapnya.
Setelah terpilih, 10 peserta terbaik akan mendapat kesempatan menggunakan Laboratorium Do Network. Selain itu, mereka bisa mendapatkan bimbingan dari para mentor. “Mentornya pun tak main-main, mereka antara lain Onno W. Purbo, praktisi teknologi informasi; dan Nurdin Nurdiansyah, peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,” kata Sandy.
10 tim finalis akan mendapatkan fasilitas yang bebas dipilih oleh para peserta. Batasannya, setiap tim boleh memilih perangkat dengan nilai total sebesar US$2.000.
Di tahap ini, mereka yang menjadi finalis tentu adalah peserta dengan karya yang layak disebut inovasi yang akan datang bagi Indonesia. “Nah, untuk menentukan juaranya, para peserta harus bisa mengumpulkan dukungan sebanyak-banyaknya dari masyarakat Indonesia, karena pemenang ditentukan lewat voting,” ucap Sandy.
Meski demikian, Sandy menyebutkan, diharapkan peserta yang menjadi pemenang adalah mereka yang memang menunjukkan karya inovasi yang bisa membantu menyelesaikan masalah yang ada di sekitarnya. Apalagi, pemenang ini akan punya kesempatan beradu dengan peserta kompetisi serupa di negara lain.
Kali ini, kompetisi Do Network sendiri digelar di tiga negara yakni India, Indonesia dan Rusia. Setelah empat tahap terlalui, peserta terbaik dari masing-masing negara akan diadu untuk menjadi pemenang global.
“Saya pribadi ingin membantu anak-anak kreatif dan inovatif di Indonesia untuk bisa maju. Jangan sampai kalah sama mereka yang di negara lain,” kata Onno, mengomentari keterlibatannya di kompetisi ini.
Satu hal yang juga menarik dari Do Network ini adalah, peserta dapat kesempatan untuk saling terhubung dengan orang-orang yang memiliki semangat dan pikiran sama. Para Do-ers--orang yang berani melakukan sesuatu--dari seluruh Indonesia diharapkan bisa tergabung di Do Network dan saling membantu, bertukar pikiran serta saling mendukung.
Pada kompetisi ini, kata Sandy, semangat yang ingin ditumbuhkan adalah inovasi. “Semoga kompetisi ini bisa melahirkan inovasi-inovasi favorit Indonesia, yaitu inovasi yang bisa memecahkan masalah sehari-hari yang dialami bangsa ini,” harapnya.
Anda punya ide kreatif? Silakan mendaftar kompetisi tersebut di laman berikut ini.
Sebagai contoh, pada kompetisi pencarian ide-ide dan bakat kreatif Do Network yang digelar Lenovo, salah satu bagian penting dari kompetisi ini adalah voting yang menentukan inovasi mana yang paling disukai oleh pengguna Internet di Indonesia.
“Artinya, siapapun yang terpopuler, sudah tentu akan mengusung inovasi yang bermanfaat,” kata Onno W. Purbo, praktisi teknologi informasi, yang menjadi salah satu mentor dalam kompetisi ide inovatif tersebut, 17 Januari 2012.
Kompetisi ini sendiri terdiri dari empat tahap, berdurasi 90 hari, yang masing-masing memiliki tema berbeda.
Tahapan pertama bertema “Penemuan Teknologi”. Peserta kemudian bisa memilih di antara kategori yang ada, mulai dari “Pendidikan Portabel”, “Kemacetan Lalu Lintas”, “Produk Inovatif” maupun “Kategori Bebas”.
“Nah, saat memulai proyek di dalam Do Network, peserta akan diseleksi. Seleksi ini berdasarkan beberapa hal,” kata Sandy Lumy, Country General Manager, Lenovo Indonesia. “Pertama penilaian para mentor, kedua bagaimana mereka bisa menyelesaikan tantangan-tantangan yang disediakan, dan ketiga, voting dari pengguna Do Network lain,” ucapnya.
Setelah terpilih, 10 peserta terbaik akan mendapat kesempatan menggunakan Laboratorium Do Network. Selain itu, mereka bisa mendapatkan bimbingan dari para mentor. “Mentornya pun tak main-main, mereka antara lain Onno W. Purbo, praktisi teknologi informasi; dan Nurdin Nurdiansyah, peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,” kata Sandy.
10 tim finalis akan mendapatkan fasilitas yang bebas dipilih oleh para peserta. Batasannya, setiap tim boleh memilih perangkat dengan nilai total sebesar US$2.000.
Di tahap ini, mereka yang menjadi finalis tentu adalah peserta dengan karya yang layak disebut inovasi yang akan datang bagi Indonesia. “Nah, untuk menentukan juaranya, para peserta harus bisa mengumpulkan dukungan sebanyak-banyaknya dari masyarakat Indonesia, karena pemenang ditentukan lewat voting,” ucap Sandy.
Meski demikian, Sandy menyebutkan, diharapkan peserta yang menjadi pemenang adalah mereka yang memang menunjukkan karya inovasi yang bisa membantu menyelesaikan masalah yang ada di sekitarnya. Apalagi, pemenang ini akan punya kesempatan beradu dengan peserta kompetisi serupa di negara lain.
Kali ini, kompetisi Do Network sendiri digelar di tiga negara yakni India, Indonesia dan Rusia. Setelah empat tahap terlalui, peserta terbaik dari masing-masing negara akan diadu untuk menjadi pemenang global.
“Saya pribadi ingin membantu anak-anak kreatif dan inovatif di Indonesia untuk bisa maju. Jangan sampai kalah sama mereka yang di negara lain,” kata Onno, mengomentari keterlibatannya di kompetisi ini.
Satu hal yang juga menarik dari Do Network ini adalah, peserta dapat kesempatan untuk saling terhubung dengan orang-orang yang memiliki semangat dan pikiran sama. Para Do-ers--orang yang berani melakukan sesuatu--dari seluruh Indonesia diharapkan bisa tergabung di Do Network dan saling membantu, bertukar pikiran serta saling mendukung.
Pada kompetisi ini, kata Sandy, semangat yang ingin ditumbuhkan adalah inovasi. “Semoga kompetisi ini bisa melahirkan inovasi-inovasi favorit Indonesia, yaitu inovasi yang bisa memecahkan masalah sehari-hari yang dialami bangsa ini,” harapnya.
Anda punya ide kreatif? Silakan mendaftar kompetisi tersebut di laman berikut ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda Tentang Artikel diatas?
Silakan komentarnya, Terima Kasih