Aplikasi ini mengkoordinasikan lampu lalu lintas yang satu dengan lainnya
Kemacetan di Jakarta
Kemacetan sudah menjadi bagian dari kota Jakarta. Volume kendaraan bertambah pesat, sementara ruas jalan sangat terbatas. Keberadaan lampu lalu lintas dan metoda rekayasa lalu lintas lainnya seolah tak mampu mengurai kemacetan Ibukota.
Kondisi kemacetan Jakarta ini membuat tim peneliti dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia merancang solusi Sistem Pengaturan Lalu Lintas Cerdas dan Adaptif.
"Alat ini disesuaikan dengan tingkat kepadatan lalu lintas di sebuah tempat," ujar salah satu anggota tim, Petrus Mursanto, usai temu finalis "Kompetisi Do Network Lenovo" di Jakarta, Selasa 14 Febuari 2012. Dia menjelaskan, jika posisi sangat padat, maka lampu lalu lintas bisa disesuaikan.
Petrus mengatakan, meski saat ini lampu lalu lintas sudah diatur sesuai kebutuhan, namun tidak terkoordinasi dengan lampu lalu lintas di persimpangan lainnya. Sehingga, malah berpotensi menimbulkan kemacetan yang lebih kompleks. Untuk itu, sistem yang ditawarkan ini mengkoordinasikan lampu lalu lintas antara persimpangan yang satu dengan yang lainnya di satu area.
"Ini yang membuat beda dengan pengaturan lampu lalu lintas selama ini," katanya.
Untuk implementasi sistem ini, sebelumnya kepadatan lalu lintas harus diidentifikasi melaluistreaming CCTV yang sudah ada di persimpangan, kemudian melihat kecepatan laju kendaraan. Metode olah data ini menggunakan Distributed Constraint Satisfaction Problem(DCSP).
"Dari situ, olah data, antar perempatan bisa saling tukar data kepadatan," lanjutnya. Selama ini lampu lalu lintas saling otonom.
Aplikasi sistem ini dengan menggunakan Principal Componant Analysis (PCA), Viola Jones Algoritma, dan Kalman Filter, untuk menghitung jumlah kendaran di jalanan dan dapat memahami kondisi jalan secara real time. "Untuk pengendalian lampu lalu lintas menggunakan algoritma," ujar Petrus.
Petrus mengaku pihaknya sudah tiga tahun ini meriset kemacetan di kota besar seperti Jakarta. Bahkan, sekarang ide ini sudah sampai pada naskah akademik dan siap dipublikasikan. Ide ini juga sudah dipresentasikan kepada Jasa Marga maupun Korlantas.
"Ini memang arahnya tidak komersial, kami ingin berkontribusi terhadap masalah aktual," kata Petrus. Timnya merupakan salah satu finalis dari 706 proyek yang masuk dalam kompetisi "Inovasi Do Network Lenovo" itu.
Kondisi kemacetan Jakarta ini membuat tim peneliti dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia merancang solusi Sistem Pengaturan Lalu Lintas Cerdas dan Adaptif.
"Alat ini disesuaikan dengan tingkat kepadatan lalu lintas di sebuah tempat," ujar salah satu anggota tim, Petrus Mursanto, usai temu finalis "Kompetisi Do Network Lenovo" di Jakarta, Selasa 14 Febuari 2012. Dia menjelaskan, jika posisi sangat padat, maka lampu lalu lintas bisa disesuaikan.
Petrus mengatakan, meski saat ini lampu lalu lintas sudah diatur sesuai kebutuhan, namun tidak terkoordinasi dengan lampu lalu lintas di persimpangan lainnya. Sehingga, malah berpotensi menimbulkan kemacetan yang lebih kompleks. Untuk itu, sistem yang ditawarkan ini mengkoordinasikan lampu lalu lintas antara persimpangan yang satu dengan yang lainnya di satu area.
"Ini yang membuat beda dengan pengaturan lampu lalu lintas selama ini," katanya.
Untuk implementasi sistem ini, sebelumnya kepadatan lalu lintas harus diidentifikasi melaluistreaming CCTV yang sudah ada di persimpangan, kemudian melihat kecepatan laju kendaraan. Metode olah data ini menggunakan Distributed Constraint Satisfaction Problem(DCSP).
"Dari situ, olah data, antar perempatan bisa saling tukar data kepadatan," lanjutnya. Selama ini lampu lalu lintas saling otonom.
Aplikasi sistem ini dengan menggunakan Principal Componant Analysis (PCA), Viola Jones Algoritma, dan Kalman Filter, untuk menghitung jumlah kendaran di jalanan dan dapat memahami kondisi jalan secara real time. "Untuk pengendalian lampu lalu lintas menggunakan algoritma," ujar Petrus.
Petrus mengaku pihaknya sudah tiga tahun ini meriset kemacetan di kota besar seperti Jakarta. Bahkan, sekarang ide ini sudah sampai pada naskah akademik dan siap dipublikasikan. Ide ini juga sudah dipresentasikan kepada Jasa Marga maupun Korlantas.
"Ini memang arahnya tidak komersial, kami ingin berkontribusi terhadap masalah aktual," kata Petrus. Timnya merupakan salah satu finalis dari 706 proyek yang masuk dalam kompetisi "Inovasi Do Network Lenovo" itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda Tentang Artikel diatas?
Silakan komentarnya, Terima Kasih