Dipengaruhi hormon stres dan memiliki gejala yang mirip dengan serangan jantung
Stres, pemicu sindroma 'patah hati' pada wanita
Wanita kerap di sebut sebagai makhluk yang lebih sensitif dan 'berhati' lemah. Sekelompok dokter Amerika Serikat menyimpulkan, secara fisik jantung wanita memang lebih mudah rusak dibandingkan pria.
Ketika mengalami stres mendadak atau kecemasan berkepanjangan, wanita lebih mungkin mengalami "sindroma patah hati," dengan gejala-gejala yang mirip serangan jantung.
Dikutip dari MSNBC, ini terjadi ketika gelombang hormon stres seperti adrenalin, kortisol dan hormon lainnya menyebabkan katup jantung yang berfungsi memompa darah tidak dapat bekerja dengan benar.
Umumnya, pasien yang mengalami sindroma 'patah hati' akan sembuh tanpa kerusakan permanen setelah beberapa minggu. Namun, dalam beberapa kasus dapat menciptakan kerusakan fatal bagi penderitanya.
Studi yang dipaparkan dalam Konferensi Asosiasi Jantung Amerika mengungkapkan para ahli tak mengetahui alasan hal ini lebih rentan terjadi pada wanita. Mereka menduga, perbedaan hormon di antara dua jenis kelamin mungkin memainkan peran.
Ketika mengalami stres mendadak atau kecemasan berkepanjangan, wanita lebih mungkin mengalami "sindroma patah hati," dengan gejala-gejala yang mirip serangan jantung.
Dikutip dari MSNBC, ini terjadi ketika gelombang hormon stres seperti adrenalin, kortisol dan hormon lainnya menyebabkan katup jantung yang berfungsi memompa darah tidak dapat bekerja dengan benar.
Umumnya, pasien yang mengalami sindroma 'patah hati' akan sembuh tanpa kerusakan permanen setelah beberapa minggu. Namun, dalam beberapa kasus dapat menciptakan kerusakan fatal bagi penderitanya.
Studi yang dipaparkan dalam Konferensi Asosiasi Jantung Amerika mengungkapkan para ahli tak mengetahui alasan hal ini lebih rentan terjadi pada wanita. Mereka menduga, perbedaan hormon di antara dua jenis kelamin mungkin memainkan peran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda Tentang Artikel diatas?
Silakan komentarnya, Terima Kasih