Sayap pesawat lebih lebar dari lapangan bola. Roketnya buatan SpaceX milik bos PayPal
Paul Allen, pendiri Microsoft
Salah satu pendiri Microsoft, Paul Allen, berencana membangun pesawat luar angkasa yang bisa menggantikan Space Shuttle--untuk mengangkut para wisatawan luar angkasa ke orbit dalam dekade ini.
Sebagai langkah awal, Allen berniat membangun pesawat superbesar. Pada awalnya, dia berencana meluncurkan roket tak berawak untuk membawa satelit, baik milik pemerintah maupun swasta, ke luar angkasa. Setelah itu, baru ia akan meluncurkan roket yang membawa manusia.
Inisiatif Allen--yang sepanjang hidupnya sangat antusias dengan segala hal yang berkaitan dengan luar angkasa--datang hanya beberapa bulan setelah Amerika Serikat mempensiunkan program Space Shuttle setelah 30 tahun beroperasi dan membuka pintu bagi perusahaan privat untuk memasok kendaraan luar angkasa.
Roket Allen akan diluncurkan dari pesawat yang akan menjadi yang terbesar di dunia--yang didukung enam mesin jet jumbo dan akan dibuat oleh Scaled Composites, sebuah unit dari kontraktor pertahanan, Northrop Grumman Corp.
Seberapa besar pesawat ini?
Lebar sayapnya 385 kaki atau 117 meter, lebih lebar dari lapangan sepakbola, dan 70 persen lebih panjang dari sayap Boeing 747.
Roketnya akan dibuat SpaceX--perusahaan luar angkasa swasta yang dibuat milyuner Elon Musk, pendiri situs pembayaran online, PayPal. Roket dan pesawat itu kemudian akan diintegrasikan oleh perusahaan spesialis penerbangan dan rudal, Dynetics.
Uji coba penerbangan ditargetkan akan dilakukan pada 2015, menyusul penerbangan komersial pertama setahun kemudian.
"Sudah lama saya bermimpi membuat langkah besar dalam penerbangan luar angkasa," kata Allen.
Perusahaan yang akan mengoperasikan program tersebut adalah Stratolaunch Systems yang punya motto, "Semua orbit, setiap saat".
Allen--yang menjadi penyandang dana tunggal bagi proyek ambisius ini--tidak menyebutkan berapa banyak duit yang bakal dia kucurkan. Namun, diduga pundi-pundi uangnya bakal berkurang sekitar US$200 juta atau lebih. Ini jauh lebih besar dari US$20 juta yang pernah ia keluarkan untuk mendukung penerbangan luar angkasa privat pertama pada 2004 lalu.
Penggila luar angkasa
Allen yang kini berusia 58 tahun, dalam catatan Forbes, menempati urutan ke-57 orang terkaya di dunia, dengan jumlah kekayaan sebesar US$13,2 miliar.
Ia adalah miliader terakhir bidang IT yang punya ketertarikan dalam penerbangan angkasa luar swasta. Ambisinya segaris dengan Musk, pemilik SpaceX, dan pendiri Amazon.com, Jeff Bezos; yang mendirikan Blue Origin yang bermimpi bisa membawa manusia ke luar angkasa dengan biaya yang terjangkau, tak sampai jutaan dolar seperti saat ini.
Dua tahun mendatang, Blue Origin akan menerbangkan manusia ke sub-orbital ruang angkasa dengan biaya US$200 ribu. Sudah 500 orang yang mendaftar.
Allen mengatakan, ia telah lama memendam hasrat ke luar angkasa. "Aku pernah bermimpi menjadi astronot, kata dia. Sayangnya, alih-alih jadi astronot, penglihatannya yang buruk bahkan tak memungkinkan dia menerbangkan pesawat. Tapi, ambisi itu tak pernah mati, bahkan setelah dia dua kali berjuang melawan kanker. (Sumber: Reuters | kd)
Sebagai langkah awal, Allen berniat membangun pesawat superbesar. Pada awalnya, dia berencana meluncurkan roket tak berawak untuk membawa satelit, baik milik pemerintah maupun swasta, ke luar angkasa. Setelah itu, baru ia akan meluncurkan roket yang membawa manusia.
Inisiatif Allen--yang sepanjang hidupnya sangat antusias dengan segala hal yang berkaitan dengan luar angkasa--datang hanya beberapa bulan setelah Amerika Serikat mempensiunkan program Space Shuttle setelah 30 tahun beroperasi dan membuka pintu bagi perusahaan privat untuk memasok kendaraan luar angkasa.
Roket Allen akan diluncurkan dari pesawat yang akan menjadi yang terbesar di dunia--yang didukung enam mesin jet jumbo dan akan dibuat oleh Scaled Composites, sebuah unit dari kontraktor pertahanan, Northrop Grumman Corp.
Seberapa besar pesawat ini?
Lebar sayapnya 385 kaki atau 117 meter, lebih lebar dari lapangan sepakbola, dan 70 persen lebih panjang dari sayap Boeing 747.
Roketnya akan dibuat SpaceX--perusahaan luar angkasa swasta yang dibuat milyuner Elon Musk, pendiri situs pembayaran online, PayPal. Roket dan pesawat itu kemudian akan diintegrasikan oleh perusahaan spesialis penerbangan dan rudal, Dynetics.
Uji coba penerbangan ditargetkan akan dilakukan pada 2015, menyusul penerbangan komersial pertama setahun kemudian.
"Sudah lama saya bermimpi membuat langkah besar dalam penerbangan luar angkasa," kata Allen.
Perusahaan yang akan mengoperasikan program tersebut adalah Stratolaunch Systems yang punya motto, "Semua orbit, setiap saat".
Allen--yang menjadi penyandang dana tunggal bagi proyek ambisius ini--tidak menyebutkan berapa banyak duit yang bakal dia kucurkan. Namun, diduga pundi-pundi uangnya bakal berkurang sekitar US$200 juta atau lebih. Ini jauh lebih besar dari US$20 juta yang pernah ia keluarkan untuk mendukung penerbangan luar angkasa privat pertama pada 2004 lalu.
Penggila luar angkasa
Allen yang kini berusia 58 tahun, dalam catatan Forbes, menempati urutan ke-57 orang terkaya di dunia, dengan jumlah kekayaan sebesar US$13,2 miliar.
Ia adalah miliader terakhir bidang IT yang punya ketertarikan dalam penerbangan angkasa luar swasta. Ambisinya segaris dengan Musk, pemilik SpaceX, dan pendiri Amazon.com, Jeff Bezos; yang mendirikan Blue Origin yang bermimpi bisa membawa manusia ke luar angkasa dengan biaya yang terjangkau, tak sampai jutaan dolar seperti saat ini.
Dua tahun mendatang, Blue Origin akan menerbangkan manusia ke sub-orbital ruang angkasa dengan biaya US$200 ribu. Sudah 500 orang yang mendaftar.
Allen mengatakan, ia telah lama memendam hasrat ke luar angkasa. "Aku pernah bermimpi menjadi astronot, kata dia. Sayangnya, alih-alih jadi astronot, penglihatannya yang buruk bahkan tak memungkinkan dia menerbangkan pesawat. Tapi, ambisi itu tak pernah mati, bahkan setelah dia dua kali berjuang melawan kanker. (Sumber: Reuters | kd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda Tentang Artikel diatas?
Silakan komentarnya, Terima Kasih