Ide pendirian bangunan suci itu memicu bentrok antara dua kelompok ateis di Inggris. Lho?
Ilustrasi kuil ateis (kanan) di London
Kelompok ini mengaku tak percaya Tuhan, menafikan agama. Namun kabar mengejutkan datang dari para ateis London, mereka akan membangun semacam kuil.
Namun, rencana pembangunan kuil senilai 1 juta poundsterling di antara bangunan bank dan gereja Abad Pertengahan di ibu kota Inggris itu justru memicu bentrokan antara dua kelompok ateis terkemuka di Inggris Raya.
Adalah filsuf dan penulis, Alain de Botton yang punya ide pembangunan kuil. Dia mengatakan, menara setinggi 46 meter untuk merayakan "ateisme baru" (new atheism), sebagai penyangkalan fisik atas ulah Profesor Richard Dawkins yang menjadikan orang-orang ateis mendapat cap "agresif" dan "destruktif".
De Botton mengatakan, pendirian kuil jauh lebih baik, ketimbang bersikap agresif, misalnya melancarkan serangan balik pada para pemeluk agama.
"Normalnya, kuil didirikan untuk Yesus, Bunda Maria, atau Buddha, tapi Anda bisa mendirikan bangunan suci untuk apapun yang positif dan baik," kata dia, seperti dimuat Guardian, Kamis 26 Januari 2012 . "Itu bisa berarti kuil cinta, persahabatan, ketenangan atau simbol perspektif. Richard Dawkins dan Christopher Hitchens membuat ateisme dikenal sebagai kekuatan yang merusak. Kami ingin menunjukkan, ada banyak ateis yang tak bersikap agresif pada agama."
Sebelumnya, Richard Dawkins mengkritik proyek pembangunan kuil itu, menuding soal penyalahgunaan uang dalam jumlah besar. Menurut dia, kuil ateis, adalah kontradiksi dalam istilah.
"Ateis tak butuh kuil," kata dia."Saya pikir, ada banyak hal yang lebih baik untuk menghabiskan uang sebesar itu. Jika Anda akan menghabiskan uang untuk ateisme, bisa dengan cara memperluas pendidikan sekuler dan membangun sekolah-sekolah non-agama yang mengajarkan rasional, berpikir kritis, skeptis."
Perseteruan terjadi saat de Botton mengungkapkan rincian bangunan menara kuil, yang merepresentasikan 300 juta tahun kehidupan di Bumi. Setiap centimeternya menggambarkan kehidupan Bumi, goresan emas akan mengilustrasikan jumlah waktu yang relatif kecil, di mana manusia berjalan di atas bumi. Sementara, eksteriornya akan dihiasi dengan kode biner yang menunjukkan urutan genom manusia.
De Botton mengatakan, ia mendapatkan hampir setengah dari biaya yang dibutuhkan dari sejumlah pengusaha properti yang dirahasiakan namanya. Ia berharap akan mendapatkan sisa uang dari publik. Konstruksi akan dimulai akhir 2013, jika izin dari Coorporation of London turun.
Kuil ini memiliki pintu tunggal untuk pengunjung yang seolah merasa memasuki sebuah instalasi seni. Atap bangunan ini dibuat terbuka. Fosil dan batuan geologis akan menghiasi dinding betonnya.
Niat de Botton mendapat tanggapan dari kaum agamawan. Pendeta Anglikan, George Pitcher menyambut baik ide itu. "Dia mengacu pada rasa transendensi manusia, bahwa ada sesuatu yang lebih kuasa, lebih besar dari eksistensi kita," kata Pitcher.
Dia menambahkan, membangun sebuah monumen menunjukkan simbol, bahwa manusia tak lebih dari debu. Naluri yang datang dari sekularitas atau narasi agama, sejatinya sama. "Ini adalah ateisme lebih konstruktif daripada Dawkins -- yang idenya lebih ke kehancuran daripada menyumbang ide yang baru."
Namun, rencana pembangunan kuil senilai 1 juta poundsterling di antara bangunan bank dan gereja Abad Pertengahan di ibu kota Inggris itu justru memicu bentrokan antara dua kelompok ateis terkemuka di Inggris Raya.
Adalah filsuf dan penulis, Alain de Botton yang punya ide pembangunan kuil. Dia mengatakan, menara setinggi 46 meter untuk merayakan "ateisme baru" (new atheism), sebagai penyangkalan fisik atas ulah Profesor Richard Dawkins yang menjadikan orang-orang ateis mendapat cap "agresif" dan "destruktif".
De Botton mengatakan, pendirian kuil jauh lebih baik, ketimbang bersikap agresif, misalnya melancarkan serangan balik pada para pemeluk agama.
"Normalnya, kuil didirikan untuk Yesus, Bunda Maria, atau Buddha, tapi Anda bisa mendirikan bangunan suci untuk apapun yang positif dan baik," kata dia, seperti dimuat Guardian, Kamis 26 Januari 2012 . "Itu bisa berarti kuil cinta, persahabatan, ketenangan atau simbol perspektif. Richard Dawkins dan Christopher Hitchens membuat ateisme dikenal sebagai kekuatan yang merusak. Kami ingin menunjukkan, ada banyak ateis yang tak bersikap agresif pada agama."
Sebelumnya, Richard Dawkins mengkritik proyek pembangunan kuil itu, menuding soal penyalahgunaan uang dalam jumlah besar. Menurut dia, kuil ateis, adalah kontradiksi dalam istilah.
"Ateis tak butuh kuil," kata dia."Saya pikir, ada banyak hal yang lebih baik untuk menghabiskan uang sebesar itu. Jika Anda akan menghabiskan uang untuk ateisme, bisa dengan cara memperluas pendidikan sekuler dan membangun sekolah-sekolah non-agama yang mengajarkan rasional, berpikir kritis, skeptis."
Perseteruan terjadi saat de Botton mengungkapkan rincian bangunan menara kuil, yang merepresentasikan 300 juta tahun kehidupan di Bumi. Setiap centimeternya menggambarkan kehidupan Bumi, goresan emas akan mengilustrasikan jumlah waktu yang relatif kecil, di mana manusia berjalan di atas bumi. Sementara, eksteriornya akan dihiasi dengan kode biner yang menunjukkan urutan genom manusia.
De Botton mengatakan, ia mendapatkan hampir setengah dari biaya yang dibutuhkan dari sejumlah pengusaha properti yang dirahasiakan namanya. Ia berharap akan mendapatkan sisa uang dari publik. Konstruksi akan dimulai akhir 2013, jika izin dari Coorporation of London turun.
Kuil ini memiliki pintu tunggal untuk pengunjung yang seolah merasa memasuki sebuah instalasi seni. Atap bangunan ini dibuat terbuka. Fosil dan batuan geologis akan menghiasi dinding betonnya.
Niat de Botton mendapat tanggapan dari kaum agamawan. Pendeta Anglikan, George Pitcher menyambut baik ide itu. "Dia mengacu pada rasa transendensi manusia, bahwa ada sesuatu yang lebih kuasa, lebih besar dari eksistensi kita," kata Pitcher.
Dia menambahkan, membangun sebuah monumen menunjukkan simbol, bahwa manusia tak lebih dari debu. Naluri yang datang dari sekularitas atau narasi agama, sejatinya sama. "Ini adalah ateisme lebih konstruktif daripada Dawkins -- yang idenya lebih ke kehancuran daripada menyumbang ide yang baru."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda Tentang Artikel diatas?
Silakan komentarnya, Terima Kasih