China telah meluncurkan 10 satelit Beidou. Sebanyak 35 satelit diperlukan untuk sistem ini
Foto permukaan bumi diambil dari luar angkasa
China mulai mengurangi ketergantungan pada Global Positioning System (GPS) yang mengunakan satelit Amerika Serikat. Kini China meluncurkan satelit serupa untuk menyaingi sistem Amerika itu.
Satelit itu bernama Beidou atau 'Big Dipper'. Juru Bicara China menyatakan tahun depan, satelit ini akan bisa beroperasi meliputi seluruh wilayah Asia Pasifik. Selanjutnya, pada 2020, satelit ini bisa menjangkau seluruh bagian dunia.
The Telegraph menuliskan, China telah meluncurkan 10 satelit untuk menunjang sistem Beidou dan akan meluncurkan enam satelit lagi tahun depan.
Media China menuliskan sistem ini secara keseluruhan memerlukan 35 satelit yang bisa digunakan dalam berbagai sektor, termasuk perikanan, meteorologi, dan telekomunikasi.
Selama ini China memang dikenal sangat berambisi mengembangkan teknologi ruang angkasanya, termasuk stasiun ruang angkasa dan perjalanan ke bulan.
China sebelumnya telah berjanji tidak akan menggunakan kemampuan ruang angkasanya untuk kepentingan militer, namun sebagian pengamat melihat upaya ini sebagai peningkatan kepampuan militer mereka dengan peluncuran satelit baru.
Keberhasilan menembak satelit tua pada awal 2007 menunjukkan tingkat kemampuan baru militer China. Dan tahun lalu China telah berhasil menguji coba teknologi baru penghancur rudal di udara. Laman BBC menuliskan Beidou dapat memberi militer China data yang sangat akurat.
Studi yang dilakukan peneliti dari massachusetts Institute of Technology, Geoffrey Forden pada 2004, menunjukkan Beidou bisa digunakan untuk merudal kapal Taiwan jika terjadi perang. Selain itu, sistem ini mampu melindungi China jika suatu saat Amerika merubah sistem GPS-nya.
Sebuah laporan pada 2011 menyatakan sistem ini juga mampu mengendalikan pesawat mata-mata untuk merusak armada laut asing jika China dalam keadaan terancam. Bagaimanapun, pengembangan Beidou ini ditekankan untuk kepentingan publik.
Satelit itu bernama Beidou atau 'Big Dipper'. Juru Bicara China menyatakan tahun depan, satelit ini akan bisa beroperasi meliputi seluruh wilayah Asia Pasifik. Selanjutnya, pada 2020, satelit ini bisa menjangkau seluruh bagian dunia.
The Telegraph menuliskan, China telah meluncurkan 10 satelit untuk menunjang sistem Beidou dan akan meluncurkan enam satelit lagi tahun depan.
Media China menuliskan sistem ini secara keseluruhan memerlukan 35 satelit yang bisa digunakan dalam berbagai sektor, termasuk perikanan, meteorologi, dan telekomunikasi.
Selama ini China memang dikenal sangat berambisi mengembangkan teknologi ruang angkasanya, termasuk stasiun ruang angkasa dan perjalanan ke bulan.
China sebelumnya telah berjanji tidak akan menggunakan kemampuan ruang angkasanya untuk kepentingan militer, namun sebagian pengamat melihat upaya ini sebagai peningkatan kepampuan militer mereka dengan peluncuran satelit baru.
Keberhasilan menembak satelit tua pada awal 2007 menunjukkan tingkat kemampuan baru militer China. Dan tahun lalu China telah berhasil menguji coba teknologi baru penghancur rudal di udara. Laman BBC menuliskan Beidou dapat memberi militer China data yang sangat akurat.
Studi yang dilakukan peneliti dari massachusetts Institute of Technology, Geoffrey Forden pada 2004, menunjukkan Beidou bisa digunakan untuk merudal kapal Taiwan jika terjadi perang. Selain itu, sistem ini mampu melindungi China jika suatu saat Amerika merubah sistem GPS-nya.
Sebuah laporan pada 2011 menyatakan sistem ini juga mampu mengendalikan pesawat mata-mata untuk merusak armada laut asing jika China dalam keadaan terancam. Bagaimanapun, pengembangan Beidou ini ditekankan untuk kepentingan publik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar