Jumat, 11 Februari 2011

Kelebihan Susu Ternyata Berbahaya?




Jumlah penderita kanker prostat lebih tinggi di negara-negara Barat dibanding Asia.


Sebagian pakar yakin hal itu terjadi, karena orang Barat lebih banyak mengkonsumsi produk susu dibanding orang Asia.

Beberapa riset mendapati pria dengan pola makan yang mengandung banyak produk susu, termasuk produk turunannya seperti keju dan mentega, memiliki resiko lebih tinggi terkena kanker prostat.



Tapi, studi lain mengenai hubungan produk susu, kalsium dan kanker prostat memberi kesimpulan yang berbeda.

Umumnya penelitian itu dilakukan di negara Barat. Namun, riset baru yang dimuat dalam jurnal Cancer Research, oleh Lesley Butler, mempelajari dampak konsumsi kalsium pada pria Tionghoa di Singapura.

Mereka memperoleh kalsium mereka dari sayur, gandum, kedelai dan hanya sedikit dari produk susu. Butler dan koleganya melacak kesehatan lebih dari 27.000 pria Tionghoa Singapura yang berpartisipasi dalam studi jangka panjang itu.

“Pada kenyataannya, kami masih melihat kenaikan resiko kanker prostat yang sama besarnya pada kelompok dengan kadar kalsium lebih rendah,” katanya.

Mereka dengan berat badan rendah menyerap kalsium, termasuk kalsium dalam susu, lebih banyak dibandingkan mereka dengan berat badan tinggi.

Mereka dengan berat badan rendah menyerap kalsium, termasuk kalsium dalam susu, lebih banyak dibandingkan mereka dengan berat badan tinggi.

Pria dengan jumlah kalsium paling besar dalam diet mereka beresiko dua kali lebih besar terkena kanker prostat, dibanding mereka yang makan lebih sedikit kalsium. Perbedaan ini kira-kira sama dengan perbedaan antara konsumsi kalsium tinggi dan rendah dalam studi di negara Barat.

Tapi, hasil ini hanya signifikan pada kelompok pria dengan berat badan di bawah rata-rata. Menurut Butler, hal itu mungkin disebabkan oleh metabolisme pria yang kurus membuatnya lebih mudah menyerap kalsium dibanding pria yang gemuk.

Secara umum, rata-rata kanker prostat pada kelompok kalsium tinggi dan indeks massa tubuh rendah masih sekitar separuh rata-rata di Amerika. Butler mengusulkan studi lebih lanjut karena satu studi saja tidak cukup untuk mengetahui peran kalsium dalam kanker prostat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda Tentang Artikel diatas?
Silakan komentarnya, Terima Kasih