Selain terdiri dari puluhan ribu pulau, memiliki garis pantai terpanjang di dunia, Indonesia juga dikenal sebagai negeri khatulistiwa. Karena kepulauan Indonesia, tepatnya di kota Pontianak dilalui garis imajiner (abstrak) yang membelah bumi menjadi utara dan selatan. Di kota Pontianak lah garis lintang khatulistiwa adalah 0° sedangkan panjang garis khatulistiwa bumi sekitar 40.070 km.
Untuk menandai garis lintang nol derajat ini, di Pontianak provinsi Kalimantan Barat dibangun tugu atau tonggak yang kemudian dikenal sebagai tugu Khatulistiwa (khot al istiwa-arab). Tugu ini sudah kelihatan dari kejauhan, berada di pinggir jalan darat dari Pontianak menuju Mempawah Kalimantan Barat. Hanya sekitar 30 menit dari bandara Supadio Pontianak.
Di dekat lokasi tugu itu, apabila tanggal 21-23 Maret dan tanggal 23 September benda-benda tegak tidak memiliki bayangan. Alias, matahari tepat di atas kepala sehingga tidak menimbulkan bayangan apapun.
Seperti apakah tugu Khatulistiwa itu, siapa yang membangun dan bagaimana cara menentukannya. Wartawan tribunnews.com melaporkan pengamatannya setelah mengunjungi tugu Khatulistiwa yang terletak di Pontianak, sekitar 120 meter dari Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia.
Tugu Khatulistiwa terletak di pinggir jalan arteri dari Pontianak menuju Mempawah (kabupaten Pontianak). Dari jauh sudah kelihatan puncak tugu yang berbentuk lingkaran dan anak panah penunjuk arah. Tinggi tonggak itu sekitar 22 meter dan diamter 1,5 meter. Sedangkan anak panah sepanjang 10,75 meter. Semua benda itu adalah duplikat atau tiruan dari tugu sebenarnya yang berada dalam bangunan di bawahnya.
Bangunan tugu yang asli hanya kecil terdiri dari 4 unit tonggak diameter masing-masing 0,3 meter. Tonggak bagian depan dua buah dengan tinggi 3,05 meter dari permukaan tanah. Sedangkan tonggak bagian belakang yang merupakan tempat lingkaran dan anak panah petunjuk arah setinggi 4,4 meter.
Sejarah pembuatan tugu Khatulistiwa diabadikan di dalam tugu tersebut yang menerangkan bahwa tahun 1941 dikutip dari Bidjragentot De Geographe dari Chep Van den Topographheschen dien in Nederlandch Indie, Den 31 Sten Maart 1928 telah datang di Pontianak, satu ekspedisi internasional yang dipimpin oleh seorang ahli Geografi berkebangsaan Belanda. Mereka menentukan menentukan titik/tonggak garis Equator di kota Pontianak.
Tugu atau tonggak garis Equator dengan konstruksi sebagai berikut
- Tugu pertama dibangun tahun 1928 bebentuk tonggak dengan tanda panah
- Tahun 1930 disempurnakan dengan lingkaran dan tanda panah
- Tahun 1938 tugu asli disempurnakan oleh arsitek Silaban
- Tahun 1990 tugu Khatulistiwa tersebut direnovasi dengan pembuatan kubah dan duplikat Tugu Khatulistiwa dengan ukuran lima kali lebih besar dari tugu yang aslinya. Duplikat inilah yang tampak dari kejauhan.
Tulisan plat di bawah anak panah tertera 109'20'00' OLVGR menunjukkan letak berdirinya tugu khatulistiwa pada garis bujur timur
- Peresmian duplikat tugu Khatulistiwa dan Kubah pada 21 September 1991 oleh gubernur Kalbar Pardjoko Suryokusumo
Garis khatulistiwa atau equator selain melewati Kota Pontianak, juga beberapa kota lain di Indonesia, dan lima negara di Afrika, yaitu Gabon, Zaire, Uganda, Kenya dan Somalia. Di Amerika Latin garis itu juga melintasi empat negara yakni Equador, Peru, Columbia dan Brazil.
Dari semua kota atau negara yang dilewati, hanya ada satu di dunia ini yang dibelah atau dilintasi secara persis oleh garis khatulistiwa yaitu Kota Pontianak, sehingga menjadi ciri khusus.
Garis lintang dihitung mulai dari Pontianak sebagai lintang nol derajat. Sedangkan garis bujur (sumbu Y) dimulai dari Greenwich Inggris sebagai bujur nol derajat
Bumi yang dibelah secara abstrak oleh garis lintang (sumbu X) menjadi dua yaitu di atassnya dikenal sebagai lintang utara, dengan hitungan mulai 0 hingga 90 derajat. Sedangkan di bawah garis Khatulistiwa disebut lintang selatan dihitung 0 hingga 90 derajat juga.
Kombinasi garis lintang dan garis bujur ini berguna untuk menentukan suatu lokasi di permukaan bumi. Indonesia, apabila dikategorikan dengan garis lintang dan garis bujur maka posisinya berada di koordinat 6 derajat LU 95 derajat BT (kota Sabang-Aceh) dan Merauke di Papua memiliki titik koordinat 11 derajat LS dan 141 derajat BT.
Garis Lintang menandakan perbedaan zona iklim di bumi. Daerah diantara garis Khatulistiwa yang diapit oleh garis CANCER dan garis CAPRICORN (antara 23,27 o LU – 23,27 o LS) disebut daerah tropis, karena di sanalah sepanjang waktu matahari bersinar pada siang hari. Di daerah ini hanya dikenal 2 musim yaitu musim panas dan penghujan.
Sementara daerah antara 23,27o LU dan 66,33oLU serta antara 23,27oLS dan 66,33oLS disebut daerah sub-tropis. Di daerah ini dapat terjadi 4 musim yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin, dan musim semi.
Daerah dekat Kutub utara dan selatan (90o LU dan 90o LS) dapat terjadi masa dimana dalam satu hari tidak muncul matahari, atau sebaliknya dalam satu hari matahari selalu bersinar (dikenal dengan istilah matahari tengah malam).
Tugu Khatulistiwa di Pontianak
- Tugu pertama dibangun tahun 1928 bebentuk tonggak dengan tanda panah
- Tahun 1930 disempurnakan dengan lingkaran dan tanda panah
- Tahun 1938 tugu asli disempurnakan oleh arsitek Silaban
- Tahun 1990 dibuat kubah dan duplikat Tugu Khatulistiwa 5x lebih besar
- Terdapat plat bertuliskan 109'20'00' OLVGR menunjukkan letak berdirinya tugu khatulistiwa pada garis bujur timur
- Duplikat diresmikan 21/09/1991 oleh gubernur Kalbar Pardjoko Suryokusumo
- Tugu pertama dibangun tahun 1928 bebentuk tonggak dengan tanda panah
- Tahun 1930 disempurnakan dengan lingkaran dan tanda panah
- Tahun 1938 tugu asli disempurnakan oleh arsitek Silaban
- Tahun 1990 dibuat kubah dan duplikat Tugu Khatulistiwa 5x lebih besar
- Terdapat plat bertuliskan 109'20'00' OLVGR menunjukkan letak berdirinya tugu khatulistiwa pada garis bujur timur
- Duplikat diresmikan 21/09/1991 oleh gubernur Kalbar Pardjoko Suryokusumo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda Tentang Artikel diatas?
Silakan komentarnya, Terima Kasih