Sabtu, 30 Oktober 2010

Jembatan Selat Sunda

Bookmark and Share

Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) mengalami titik terang. Hal ini ditandai dengan penandatanganan memorandum of agreement (MoA) pelaksanaan pre-feasibility study pembangunan JSS antara Gubernur Lampung dan Gubernur Banten. Sebelumnya, sudah juga dilakukan penandatangananmemorandum of understanding (MoU) percepatan pembangunan JSS antara kedua belah pihak. Studi ini bertujuan untuk menentukan apakah pembangunan JSS layak atau tidak.
jss.jpg
Sebenarnya, proyek ini sudah dicetuskan sejak tahun 1986. Akan tetapi, hanya menjadi wacana saja. Proyek ini “tidur” karena masalah dana dan birokrasi pemerintah. Baru pada tahun 2007, proyek ini menjadi jelas.
Proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) diperkirakan menelan biaya sekitar 10 miliar Dollar Amerika. Menurut beberapa sumber, panjang JSS ini mencapai 31 kilometer. Akan tetapi, ada juga sumber yang menyebutkan bahwa panjangnya sekitar 29 kilometer. Lebar JSS ini mencapai 60 meter. Rencananya JSS akan mulai dibangun pada tahun 2010 dan dapat mulai dioperasikan pada tahun 2025.
Pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) juga menimbulkan pro dan kontra. Wapres, Jusuf Kalla, menyatakan setuju pembangunan ini asalkan aspek teknologi dan nilai ekonomisnya diperhitungkan dengan jelas. Pihak yang kontra salah satunya adalah pihak pemerhati lingkungan hidup. Mereka menyatakan bahwa lokasi pembangunan itu rawan gempa. Gempa tersebut bisa memicu aktivitas magma anak Gunung Krakatau yang membahayakan jembatan.
Salah satu keuntungan jika ada JSS adalah tidak ada kemacetan di pelabuhan. Ini merupakan masalah klasik menjelang hari-hari libur nasional. Sebagai informasi bahwa rata-rata sekitar 25 ribu kendaraan dan 70 ribu orang setiap hari melintasi Selat Sunda. Bisa dibayangkan betapa pentingnya jika jembatan tersebut segera dioperasikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda Tentang Artikel diatas?
Silakan komentarnya, Terima Kasih