Selasa, 13 April 2010

Perikanan Ramah Lingkungan




tambak-ikan-salmon-skotland.jpg
Kebanyakan industri peternakan ikan untuk konsumsi tidak ramah lingkungan. Ini bertentangan dengan awal gagasannya. Peternakan ikan justru dimaksudkan agar kita tidak perlu menguras habis kekayaan laut. Sayangnya cara mengembangbiakkan ikan untuk konsumsi justru merusak lingkungan.
"Lihatlah tambak-tambak ikan salmon dan forel di Skotlandia dan Norwegia. Sangat melahap energi. Untuk menghasilkan satu kilogram salmon dibutuhkan tiga sampai empat kilo ikan liar. Artinya salmon dari peternakan adalah ikan yang melahap banyak energi. Untuk memproduksi salmon tambak kita menguras ikan laut". Demikian Maren Esmark, dari WWF Norwegia.
LolosPara ahli mencari pakan ikan yang lebih ramah lingkungan. Mungkin sekali membuat pakan ikan sepenuhnya dari rumbuh-tumbuhan dan bergizi tinggi. Dengan demikian maka jumlah yang dibutuhkan berkurang. Tampaknya tidak lama lagi usaha ini akan berhasil.
"Hal lain yang menghawatirkan adalah, di Norwegia saja diperkirakan tiap tahunnya ada sekitar setengah sampai sejuta ikan yang lolos dari tambak-tambak. Padahal kita tahu populasi ikan salmon yang hidup di perairan bebas adalah sekitar setengah juta. Artinya lebih banyak ikan dari tambak yang lolos katimbang betul-betul ikan salmon asli ". Demikian Maren Esmark.
Cara lainWalaupun demikian ada cara menghindari masalah lingkungan dalam peternakan ikan. Pertama banyak jenis ikan yang bisa dikembangbiakkan di tambak tertutup dari perairan bebas. Dengan demikian ikan-ikan itu tidak bisa lolos, kalau sampai ada penyakit tidak menulari ikan yang hidup di perairan bebas. Selain itu masih banyak jenis ikan lain yang banyak dagingnya. Misalnya ikan air tawar asal Afrika. Dengan pakan sebanyak 800 gram bisa menghasilkan satu kilo ikan. Ikan itu tumbuh dan menjadi besar berkat udara dan suhu air yang cocok.

tambak-ikan-norwegia.jpg
Tambak ikan salmon di Norwegia
Mengubah peternakan Hans Herpes dulunya peternak babi di Vredepeel, Limburg, Belanda Selatan. Ternaknya dimusnahkah ketika terjadi wabah sampar babi beberapa waktu lalu. Setelah itu ia ganti haluan. Dari peternakan babi ia menjadi peternak ikan. Ia membuka tambak dan beternak secara ramah lingkungan. Dengan bangga ia menjelaskan:
"Saya pergunakan sistem resirkulasi, artinya air digunakan kembali. Ini mengurangi jumlah air yang dibutuhkan. Air yang sama itu tiap kali dibersihkan oleh bakteri khusus. Itupun menghemat energi. Air kemudian disalurkan ke bioreaktor dan dibubuhi oksigen dan dibebaskan dari bakteri".
Selain itu hemat air, hemat energi, pakan ternak pun dibatasi. Jangan sampai ada pakan yang tersisa di dalam air. Ini mengurangi kemungkinan tersebar penyakit. Sekarang ia sedang mencoba membuat lumut di tambaknya untuk biomassa, dijadikan sumber energi atau mungkin digarap menjadi pakan ikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda Tentang Artikel diatas?
Silakan komentarnya, Terima Kasih